Sabtu, Januari 31, 2009
Lubuk Beso
Lubuk Beso kalau diterjemahkah dari bahasa Lembak, berarti Lubuk Besar. Terletak di desa Apur, 3 km dari Kepala Curup-Rejang Lebong. Di sini kita dapat menikmati pemandangan alam sambil memancing ikan di lubuk ini.
Jumat, Januari 30, 2009
Danau Picung
Kamis, Januari 29, 2009
Topi Pesirah, Penggawo dan Krio
Topi Pesirah
Topi Penggawo
Topi krio
Topi krio
Sumber foto: Museum Volkenkunde
Topi Penggawo
Topi krio
Topi krio
Kepala pemerintahan marga disebut pesirah, dimana sekarang pemerintahan marga sudah dihapus. Kepala pemerintahan di daerah pasar dan sekitarnya disebut datuk. Pesirah memerintah beberapa desa. Pesirah dipilih langsung oleh masyarakat, dimana waktu pemilihan pesirah biasanya beberapa hari, jadi tidak sama untuk tiap desa. Pesirah senior kadang diberi gelar Pangeran. Pesirah membawahi beberapa desa, desa dipimpin ginde (kepala desa). Kepala desa di tempat kedudukan pesirah diberi gelar pembarab.
Pesirah, Penggawo dan krio memiliki topi tersendiri / topi dinas. Pada gambar ini dapat kita lihat topi yang dipakai pesirah, penggawo dan krio.Sumber foto: Museum Volkenkunde
Rabu, Januari 28, 2009
Membersihkan Kawo
Selasa, Januari 27, 2009
Motif Lukisan Pada Dinding Rumah Rejang
Rumah Rejang Di Muara Aman
Minggu, Januari 25, 2009
Pangeran Egok
Pangeran Egok
Pangeran Egok adalah nama yang lebih dikenal dari nama aslinya yaitu Kafidin bin Bun. Beliau bergelar Pangeran Mangku Negeri. Diangkat menjadi Pesirah Sindang Kelingi setelah berhasil mengalahkan saingannya dari desa Ujan Panas Marga Sindang Kelingi. Pusat kedudukan pemerintahan Marga berada di Kampung Delapan desa Kepala Curup. Pusat pemerintahan marga biasanya sesuai dengan lokasi rumah pesirah. Foto Pangeran Egok ini diambil pada tahun 1934.
Sumber foto:www.adebahctiar.multiply.com
Pas Bunga
Jumat, Januari 23, 2009
Selepai
Anyaman ini berasal dari Rejang Lebong. Selepai adalah anyaman berupa wadah tembakau dan rokok beserta perlengkapannya, untuk suguhan sehari-hari. Anyaman pada dinding luarnya dihiasi dengan motif geometris, terbuat dari kulit bambu yang diraut tipis. Bentuk pada bagian kaki silinder dengan hiasan tumpal, serta bagian atasnya persegi.
Rabu, Januari 21, 2009
S e w a r
Minggu, Januari 18, 2009
Lesung, Sarana Bersosialisasi
Lesung dan alu, banyak digunakan oleh penduduk Rejang Lebong dan propinsi Bengkulu pada umumnya, digunakan untuk menumbuk padi, kopi dan sebagainya. Digunakan secara sendiri-sendiri atau bersama-sama. Kalau kerjanya bersama-sama, lebih cepat kelar. Sambil menumbuk, bisa saling memberi informasi atau juga ngegosip
Gambar di atas adalah lesung kayu dari Rejang Lebong, koleksi Museum Negeri Bengkulu.(Foto:Wardoyo Sugianto, repro:alekmuhibat)
Gotong royong membuat tepung beras. (Sumber foto: http://www.boykomar.multiply.com/)
Gambar di atas adalah lesung kayu dari Rejang Lebong, koleksi Museum Negeri Bengkulu.(Foto:Wardoyo Sugianto, repro:alekmuhibat)
Gotong royong membuat tepung beras. (Sumber foto: http://www.boykomar.multiply.com/)
Rumah Rejang
Dari berbagai tipe rumah suku Rejang, terdapat satu tipe seperti yang terdapat di komplek rumah dinas Bupati Rejang Lebong. Entah apa nama tipe rumah ini. Rumah jenis ini terdapat di Muara Aman (dokumentasi KITLV 1941). Sekarang masih dijumpai rumah jenis ini di desa Gunung Alam-Kecamatan Lebong Atas, tak jauh dari Muara Aman. Rumah yang hampir mirip dengan tipe rumah Rejang ini, banyak kita ketemukan di Pagar Alam, Sumatera Selatan.
Sabtu, Januari 17, 2009
Wisata Bukit Daun View
Pemandangan yang indah di kaki Bukit Daun cukuplah mengesankan. Hijaunya hamparan daun teh yang memberikan pesona baru kawasan Bukit Daun menambah eksotiknya kawasan ini. Terletak di Kecamatan Bermani Ulu, tidak jauh dari Kampung Melayu (Ibukota Kecamatan). Jaraknya kira-kira 5 km dari Kampung Melayu dan sekitar 25 km dari Kota Curup. Dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua maupun roda empat, sehingga memudahkan wisatawan yang ingin menikmati sejuknya udara pegunungan. Disekitar kawasan perkebunan teh kita akan menjumpai sentra produksi komoditas pertanian berupa sayur-sayuran yang dikelola oleh masyarakat.Panorama Bukit Daun menawarkan sejuta pesonanya, sangat potensial untuk kita kembangkan sebagai salah satu kawasan wisata yang dapat menyuguhkan berbagai keindahan dan kenyamanan dalam melepas lelah. Pembangunan pariwisata daerah Rejang Lebong juga cukuplah menjajikan bila kawasan Bukit Daun menjadi prioritas kedua setelah kawasan Selupu Rejang (Rudy).
Sumber : www.kampungmelayu-rudiono.blogspot.com
Sumber : www.kampungmelayu-rudiono.blogspot.com
Jumat, Januari 16, 2009
Situs Megalitikum Suku Rejang Di Curup
Seratus meter dari lokasi pertama terdapat satu buah lagi batu megalitikum, yang tampaknya tempat sesaji zaman dahulu. Batu ini, dulu dikenal dengan nama 'batu menangis', hal ini mungkin disebabkan kalau hujan batu ini dapat menampung air, dan terlihat mengalir tak kala hujan reda. (Sebelum batu ini dibuat pondokan)
Pada gambar di bawah (foto kelima), penulis tidak mengetahui dimana loksai batu tersebut. Batu seperti ini banyak terdapat di kuburan lama Kesambe Baru, tetapi dengan ukuran yang lebih pendek. Batu-batu ini digunakan sebagai nisan.
Pada dokumentasi yang dibuat oleh orang Belanda (Tropen Museum) tahun 1931 terdapat keterangan bahwa batu tersebut merupakan peninggalan Pasemah. Menurut kami, hal tersebut tidaklah benar, karena batu megalitikum ini terdapat di daerah dimana suku Rejang berada. Adalah hal yang aneh bila orang (suku Pasemah) yang tak ada di daerah tersebut dikatakan membuat batu tersebut. Berbeda dengan batu megalitikum di sekitar Pagar Alam dan sekitarnya, dimana memang terdapat orang-orang Pasemah yang berdomisili disekitarnya.
Sumber foto 1, 4, 5: Tropen museum
Kamis, Januari 15, 2009
Danau Tes Dulu dan Sekarang
Danau yang airnya berasal dari Sungai Ketahun, terletak di Lebong. Jaraknya dari Curup sekitar 45 km, 25 km dari Muara Aman. Air dari danau ini dimanfaatkan sebagai sumber air PLTA TES. Di danau ini kita dapat menikmati perahu khas danau ini, burung / flora danau dan sekitarnya.
Foto pertama dan kedua, adalah foto Danau Tes tahun 1926.
Selasa, Januari 13, 2009
Wanita Bengkulu Tahun 1870
Bukit Kaba, Dulu dan Sekarang
Senin, Januari 12, 2009
Mohamad Ali, Kepala Desa di Sumatra
Depati Cintomandi, Pesirah Bermani-Sumatra
Keterangan foto di atas adalah "Zadir, zoon van Dingoean Kaben Agoeng, op Sumatra" yang terjemahan bebasnya "Zadir, anak dari Dingun Keban Agung-Sumatra". Foto dibuat sekitar tahun 1865.
Gambar ini judulnya "Kipati Tjintomandi, pasirah van Bramanita op Sumatra" yang terjemahannya "Dipati Cintomandi, pesirah dari Bermani-Sumatra, diperkirakan dibuat sekitar tahun 1865. Sumber foto KITLV.
Gambar ini judulnya "Kipati Tjintomandi, pasirah van Bramanita op Sumatra" yang terjemahannya "Dipati Cintomandi, pesirah dari Bermani-Sumatra, diperkirakan dibuat sekitar tahun 1865. Sumber foto KITLV.
Minggu, Januari 11, 2009
Gambar Pesirah dan Kepala Desa Di Tanah Rejang Tahun 1865-1870
Ujan Mas Tahun 1846
Sabtu, Januari 10, 2009
Jemuran Kopi Jadi Tempat Bermain
Ketika Mendung Di Rejang Lebong
Langganan:
Postingan (Atom)
Kawan-kawan
Apakah Kota Curup layak mendapat Piala Adipura?
Pematang Danau
Arsip Blog
-
▼
2009
(104)
-
▼
Januari
(29)
- Lubuk Beso
- Danau Picung
- Topi Pesirah, Penggawo dan Krio
- Membersihkan Kawo
- Motif Lukisan Pada Dinding Rumah Rejang
- Rumah Rejang Di Muara Aman
- Rumah Di Gunung Alam-Lebong
- Pangeran Egok
- Pas Bunga
- Selepai
- S e w a r
- Lesung, Sarana Bersosialisasi
- Rumah Rejang
- Wisata Bukit Daun View
- Pemandangan Bukit Daun
- Situs Megalitikum Suku Rejang Di Curup
- Danau Tes Dulu dan Sekarang
- Wanita Bengkulu Tahun 1870
- Bukit Kaba, Dulu dan Sekarang
- Mohamad Ali, Kepala Desa di Sumatra
- Depati Cintomandi, Pesirah Bermani-Sumatra
- Gambar Pesirah dan Kepala Desa Di Tanah Rejang Tah...
- Ujan Mas Tahun 1846
- Jemuran Kopi Jadi Tempat Bermain
- Ketika Mendung Di Rejang Lebong
- Rumah Enggano
- Keruntung
- Pedagang Bambu Keliling
- Mobil Antik
-
▼
Januari
(29)